Turunnya curah hujan dengan intensitas lebat yang berpotensi menimbulkan bencana alam longsor dan banjir membuat BPBD Kabupaten Temanggung melakukan antisipasi, salah satunya adalah pengecekan fungsi alat deteksi dini atau Early Warning System (EWS).
“Saat ini, Kabupaten Temanggung memiliki 83 EWS, terdiri atas ekstensometer atau alat deteksi gerakan tanah dan pengukur curah hujan, yang terpasang dihampir seluruh kecamatan di Kabupaten Temanggung,” kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Temanggung Pria Andaka di kantor BPBD Temanggung, Selasa (28/9/2021).
Ia menambahkan, dari jumlah tersebut memang tidak semuanya berfungsi baik, maka dari itu dilakukan pengecekan, sehingga apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bisa diantisipasi lebih awal.
“EWS mulai terpasang dari Tahun 2016 hingga 2019, makanya kami perlu melakukan pengecekan alat-alat tersebut,” terangnya.
Ia menyebutkan, sejumlah daerah rawan bencana tanah longsor, antara lain Kaloran, Kandangan, Gemawang, Tlogomulyo, Kranggan, Selompampang, Bulu, Jumo, Kedu, dan Bejen.
"Memang kami temukan beberapa alat yang sudah rusak dan kami koordinasi dengan kepala desa, Alhamdulillah ada tanggapan positif. Jadi untuk pemeliharaan sudah dianggarakan desa misalnya membeli seling (kawat) untuk deteksi longsor," katanya.
Ia menyampaikan, jika melihat dari kondisi geografis, sebenarnya Kabupaten Temanggung masih memerlukan lebih banyah EWS.
“Ada beberapa daerah rawan bencana yang belum terpasang EWS, padahal itu sangat penting, makanya tahun-tahun depan kita berupaya menambah,” pungkasnya.