Detail Berita

Jakarta, 28 September 2025Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan hingga 28 September 2025, tercatat sebanyak 2.482 kejadian bencana alam di seluruh Indonesia. Sebagian besar merupakan bencana hidrometeorologi seperti banjir, cuaca ekstrem, kebakaran hutan dan lahan (karhutla), tanah longsor, dan kekeringan.

Data BNPB mencatat, banjir menjadi bencana paling dominan dengan 1.259 kejadian, disusul karhutla sebanyak 490 kejadian, cuaca ekstrem 480 kejadian, tanah longsor 186 kejadian, dan kekeringan 30 kejadian. Sementara itu, bencana geologi seperti gempa bumi (18 kejadian), erupsi gunung api (4 kejadian), dan tsunami (1 kejadian) tercatat dalam jumlah lebih kecil.

Akibat berbagai kejadian tersebut, BNPB melaporkan 354 orang meninggal dunia, 42 orang hilang, 590 orang luka-luka, serta lebih dari 4,9 juta jiwa terdampak dan mengungsi.

Kerusakan juga meluas pada infrastruktur. Sebanyak 28.695 rumah rusak, terdiri dari 4.322 rumah rusak berat, 6.671 rusak sedang, dan 17.702 rusak ringan. Selain itu, terdapat 559 fasilitas umum rusak meliputi 321 satuan pendidikan, 197 rumah ibadah, dan 41 fasilitas kesehatan, serta 277 infrastruktur kantor dan jembatan yang turut terdampak.

Wilayah dengan kejadian bencana tertinggi masih didominasi Pulau Jawa, terutama Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, dengan pola kejadian banjir dan cuaca ekstrem sebagai penyebab utama.

“Tren bencana hidrometeorologi masih mendominasi tahun ini. Perubahan iklim dan kondisi lingkungan memperkuat urgensi mitigasi serta kesiapsiagaan masyarakat,” tulis BNPB dalam laporan resminya.

BNPB mengimbau seluruh pemerintah daerah dan masyarakat untuk memperkuat mitigasi, sistem peringatan dini, serta budaya sadar bencana, guna menekan dampak sosial dan ekonomi akibat potensi bencana di sisa tahun 2025.