Temanggung – Memasuki musim hujan, kewaspadaan terhadap potensi bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem perlu semakin ditingkatkan. Salah satu langkah sederhana namun efektif dalam upaya mitigasi di tingkat masyarakat adalah mengaktifkan kembali sistem keamanan lingkungan (siskamling).
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung, siskamling bukan hanya berfungsi menjaga keamanan dari tindak kriminal, tetapi juga dapat menjadi pos pengawasan dini terhadap potensi bencana di lingkungan sekitar. Melalui kegiatan ronda malam, warga dapat saling memantau kondisi cuaca, aliran air, tanggul, dan lereng yang rawan longsor.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung, Totok Nursetyanto, S.STP, menjelaskan bahwa keterlibatan masyarakat merupakan kunci utama dalam mengurangi risiko bencana.
“Siskamling bisa menjadi wadah komunikasi cepat antarwarga. Saat terjadi hujan deras atau tanda-tanda longsor, informasi dapat segera diteruskan ke petugas BPBD atau perangkat desa untuk penanganan lebih lanjut,” jelasnya.
Selain itu, keberadaan siskamling juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan gotong royong membersihkan saluran air, selokan, dan lingkungan sekitar rumah. Langkah sederhana ini mampu mencegah genangan air yang berpotensi menjadi banjir, sekaligus memperkuat kesadaran bersama dalam menjaga lingkungan.
BPBD Temanggung juga mendorong setiap desa terutama di wilayah rawan seperti lereng gunung, tepi sungai, dan daerah dengan kontur tanah curam agar menghidupkan kembali pos ronda dan menyusun jadwal ronda bersama.
“Kebersamaan dan kepedulian antarwarga jauh lebih efektif dalam mendeteksi dini tanda-tanda bahaya di lapangan. Ini bagian penting dari budaya tangguh bencana,” tambah Totok.
Dengan mengaktifkan siskamling, masyarakat diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam kesiapsiagaan bencana, terutama menjelang puncak musim hujan yang diperkirakan berlangsung pada akhir tahun ini.