Temanggung – Bencana alam kerap datang tanpa dapat diprediksi secara pasti. Kabupaten Temanggung yang memiliki potensi bencana mulai dari tanah longsor, banjir, hingga angin puting beliung, dituntut untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung mengingatkan pentingnya melakukan evaluasi mandiri pasca bencana, baik di tingkat keluarga maupun desa, agar masyarakat lebih siap menghadapi kejadian berikutnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung, Totok Nursetyanto, S.STP, menyampaikan bahwa setiap bencana seharusnya menjadi bahan pembelajaran. Evaluasi terhadap apa yang berhasil dilakukan, apa yang menjadi kendala, serta langkah apa saja yang harus ditingkatkan menjadi bagian penting dari kesiapsiagaan.
“Belajar dari pengalaman adalah cara terbaik untuk memperbaiki kesiapan. Warga dapat melakukan diskusi keluarga, mengingat kembali jalur evakuasi, menyiapkan tas siaga bencana, serta memastikan siapa melakukan apa saat kondisi darurat,” jelasnya.
Di tingkat desa, evaluasi bisa dilakukan dengan mengidentifikasi titik rawan, memetakan jalur evakuasi bersama, hingga menyusun rencana kontinjensi sederhana. Keterlibatan perangkat desa, tokoh masyarakat, dan kelompok relawan sangat penting agar kesiapsiagaan tidak hanya berhenti pada individu, tetapi juga menjadi gerakan bersama.
BPBD juga menekankan pentingnya latihan evakuasi secara berkala, terutama di sekolah dan permukiman rawan bencana. Dengan latihan yang rutin, warga akan lebih tanggap, tidak panik, dan mampu melindungi diri serta orang lain saat bencana datang tiba-tiba.
“Dengan evaluasi dan pembelajaran yang terus dilakukan, masyarakat Temanggung tidak hanya pulih setelah bencana, tetapi juga semakin tangguh dalam menghadapi ancaman berikutnya,” pungkas Totok.