Temanggung – Kondisi pasca bencana sering kali menyisakan persoalan baru yang tidak kalah berbahaya, yakni masalah kesehatan. Air kotor, lingkungan yang tercemar, serta sampah yang menumpuk dapat memicu munculnya berbagai penyakit menular. Karena itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung menekankan pentingnya menjaga ketersediaan air bersih dan kebersihan lingkungan setelah terjadi bencana.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung, Totok Nursetyanto, S.STP, menjelaskan bahwa penyakit seperti diare, leptospirosis, dan demam berdarah dengue (DBD) menjadi ancaman serius pasca banjir maupun bencana lainnya. Air yang tercemar dapat menjadi media penyebaran bakteri penyebab diare, sementara genangan air kotor sering menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD. Selain itu, keberadaan tikus di lingkungan kotor berisiko menularkan leptospirosis.
Masyarakat diimbau untuk selalu memastikan air yang digunakan telah melalui proses pemasakan hingga mendidih atau diberi desinfektan agar layak dikonsumsi. Lingkungan rumah perlu dibersihkan secara rutin, termasuk mengubur sampah organik dan menutup tempat penampungan air agar tidak menjadi sarang nyamuk.
“Bencana mungkin cepat berlalu, tetapi dampak kesehatannya bisa berlangsung lama bila warga tidak menjaga kebersihan. Air bersih dan lingkungan yang sehat menjadi kunci utama agar masyarakat tetap terlindungi,” kata Totok.
BPBD juga mengingatkan masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala demam, diare berkepanjangan, atau keluhan lain setelah bencana. Deteksi dini dan penanganan cepat sangat penting untuk mencegah terjadinya kasus yang lebih parah.
Dengan kesadaran bersama menjaga kebersihan air dan lingkungan, masyarakat Temanggung diharapkan dapat memperkuat ketahanan terhadap ancaman penyakit pasca bencana sekaligus mempercepat proses pemulihan.