Temanggung – Kabupaten Temanggung termasuk wilayah dengan risiko sedang hingga tinggi terhadap bencana tanah longsor. Kondisi geografis yang berbukit serta curah hujan yang cukup tinggi membuat sebagian wilayah rawan terjadi pergerakan tanah. Oleh karena itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung mengimbau masyarakat untuk lebih mengenali tanda-tanda longsor sejak dini agar dapat melakukan langkah pencegahan dan penyelamatan diri.
Beberapa ciri awal yang perlu diwaspadai di antaranya:
-
Retakan di permukaan tanah yang semakin melebar, terutama di sekitar tebing atau lereng.
-
Pohon atau tiang miring tanpa sebab yang jelas, menandakan tanah di bawahnya mulai bergerak.
-
Dinding rumah retak atau bergeser, terutama yang berada dekat lereng.
-
Air keruh dari mata air atau retakan tanah, menandakan adanya pergerakan massa tanah.
-
Suara gemuruh atau bunyi pohon tumbang yang terjadi sebelum longsor.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung, Totok Nursetyanto, S.STP, menjelaskan bahwa kewaspadaan masyarakat menjadi kunci utama dalam mengurangi risiko bencana.
“Jika tanda-tanda tersebut terlihat, segera laporkan kepada pemerintah desa atau BPBD dan lakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman. Kesiapsiagaan warga sangat penting karena tanah longsor sering terjadi tiba-tiba, terutama di musim penghujan,” ungkapnya.
Selain itu, BPBD mengajak masyarakat untuk rutin melakukan pemantauan kondisi lingkungan sekitar, tidak melakukan penebangan liar di lereng, serta menjaga drainase agar air hujan tidak langsung mengikis tebing.
Dengan mengenali gejala awal longsor, masyarakat diharapkan dapat lebih siap menghadapi potensi bencana serta meminimalisir jatuhnya korban jiwa maupun kerugian materi.