Temanggung, 2 Oktober 2025 — Memperingati Hari Batik Nasional 2025, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh masyarakat Indonesia, sekaligus menjadikan momen ini sebagai pengingat pentingnya membangun ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana.
Menurut BPBD, semangat pelestarian batik sebagai warisan budaya bangsa sejalan dengan semangat membangun masyarakat yang tangguh terhadap risiko bencana. Keduanya membutuhkan kesadaran kolektif, kepedulian, dan keterlibatan aktif dari semua pihak.
“Batik adalah simbol ketekunan, kearifan lokal, dan kekuatan identitas bangsa. Dalam konteks kebencanaan, nilai-nilai itu juga penting: kita perlu membangun ketangguhan masyarakat dengan gotong royong, pengetahuan, dan kesiapsiagaan,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung.
Dalam beberapa kegiatan edukasi kebencanaan yang dilakukan BPBD, unsur budaya lokal, termasuk batik, sering dijadikan pendekatan untuk mendekatkan pesan-pesan mitigasi kepada masyarakat. Misalnya, penggunaan motif lokal dalam media edukasi bencana, atau pelibatan komunitas seni dalam penyuluhan.
BPBD juga mengingatkan bahwa wilayah Kabupaten Temanggung termasuk daerah dengan potensi bencana alam, terutama letusan gunung berapi dari Gunung Sumbing dan Sindoro. Oleh karena itu, penguatan pemahaman masyarakat terhadap tingkat aktivitas gunung api dan langkah-langkah evakuasi tetap menjadi fokus.
“Kami percaya, masyarakat yang mencintai budayanya akan lebih peduli terhadap lingkungannya. Dan dari kepedulian itu, tumbuh ketangguhan dalam menghadapi risiko bencana,” tambahnya.
Dengan mengenakan batik di lingkungan kerja pada hari ini, BPBD Temanggung turut mendukung pelestarian budaya nasional, sambil tetap menjalankan tugas penanggulangan bencana. Hari Batik Nasional dipandang sebagai pengingat bahwa menjaga budaya dan menjaga keselamatan adalah dua hal yang dapat berjalan berdampingan.