Detail Berita

 

Temanggung – Fenomena suhu dingin ekstrem yang dikenal sebagai bediding tengah melanda wilayah Kabupaten Temanggung dan sekitarnya sejak awal Juli 2025. Suhu udara pada malam hingga pagi hari tercatat menurun drastis, mencapai 16–18 derajat Celsius di beberapa kecamatan seperti Bulu, Parakan, Ngadirejo, Bansari, Kledung, dan Wonoboyo.

Fenomena ini tidak hanya terasa di dunia nyata, namun juga viral di jagat maya. Sejumlah pengguna media sosial bahkan membagikan konten video buatan kecerdasan buatan (AI) yang menggambarkan suasana Temanggung diselimuti salju, menggambarkan betapa dinginnya kondisi saat ini. Meskipun hanya rekayasa digital, video tersebut sukses memancing kekaguman sekaligus kelucuan dari warganet.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa suhu dingin ini merupakan dampak dari pergerakan Monsun Dingin Australia yang membawa massa udara kering dan dingin ke wilayah Indonesia, terutama Pulau Jawa, selama musim kemarau.

“Fenomena udara dingin atau bediding ini merupakan gejala rutin musim kemarau dan diperkirakan masih berlangsung hingga akhir Agustus,” ungkap Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Semarang melalui situs resminya, Jumat, 11 Juli 2025.

Bediding terjadi karena langit malam yang cerah tanpa tutupan awan, menyebabkan panas yang diserap bumi di siang hari langsung terlepas ke atmosfer saat malam tiba. Selain itu, rendahnya kelembapan udara turut memperkuat efek pendinginan tersebut.

Puncak suhu dingin diprediksi terjadi pada pertengahan Juli hingga awal Agustus.

Menanggapi kondisi ini, BPBD Kabupaten Temanggung mengimbau masyarakat untuk menjaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan sehat, minum air yang cukup, mengenakan pakaian hangat, serta menjaga pola tidur dan aktivitas fisik secara teratur.

Fenomena bediding memang menjadi rutinitas musim kemarau di dataran tinggi seperti Temanggung, namun kreativitas warganet dalam menyikapinya membuat suasana dingin ini terasa lebih hangat di media sosial.