Temanggung, Tanah longsor masih menjadi salah satu jenis bencana yang paling sering terjadi di Kabupaten Temanggung, terutama saat musim hujan. Berdasarkan analisis dan pemantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), penyebab utama kejadian tanah longsor di wilayah ini adalah limpasan air hujan yang tidak terarah atau tidak tertangani dengan baik.
Kondisi tersebut disebabkan oleh minimnya sistem drainase atau saluran pembuangan air di daerah-daerah rawan longsor. Akibatnya, air hujan mengalir secara bebas dan melimpas langsung ke lereng atau tebing tanpa kendali. Tekanan air yang terus menerus ini lama kelamaan melemahkan struktur tanah dan memicu longsoran, terutama di daerah perbukitan dan lereng dengan kemiringan tinggi.
“Tanah yang jenuh air dan tidak memiliki jalur pembuangan memadai sangat rentan mengalami pergerakan. Apalagi jika vegetasi penahan tanah juga berkurang,” terang salah satu petugas teknis BPBD Temanggung.
BPBD mengimbau masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah rawan longsor, untuk waspada dan melakukan upaya sederhana seperti membuat saluran air, rorak, atau parit di sekitar rumah dan kebun. Selain itu, penting untuk menjaga vegetasi lereng agar akar tanaman dapat membantu menahan kestabilan tanah.
Upaya mitigasi berbasis masyarakat dan penguatan sistem drainase lingkungan menjadi kunci dalam menekan risiko bencana tanah longsor di Temanggung.