Detail Berita

 

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di wilayah tropis dan dikelilingi oleh samudera luas. Letak geografis dan kondisi klimatologis ini menjadikan Indonesia sangat rentan terhadap bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung, kekeringan, dan gelombang tinggi.

Bencana Hidrometeorologi: Bencana yang Dipengaruhi Cuaca

Bencana hidrometeorologi adalah bencana yang dipicu oleh faktor atmosfer dan cuaca ekstrem, seperti curah hujan tinggi, perubahan suhu, dan kelembaban udara. Di Indonesia, bencana ini menjadi jenis bencana paling sering terjadi sepanjang tahun.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan bahwa lebih dari 90% kejadian bencana di Indonesia setiap tahunnya tergolong bencana hidrometeorologi.


Karakteristik Bencana Hidrometeorologi di Indonesia

  1. Banjir
    Terjadi akibat curah hujan ekstrem yang tidak sebanding dengan daya tampung dan serapan wilayah, terutama di daerah dataran rendah, padat penduduk, atau wilayah dengan alih fungsi lahan yang tidak terkendali.

  2. Tanah Longsor
    Sering terjadi di daerah perbukitan dan pegunungan dengan kemiringan tajam serta kondisi tanah labil. Hujan lebat yang berlangsung lama meningkatkan risiko longsor secara signifikan.

  3. Angin Puting Beliung
    Umumnya terjadi saat peralihan musim (pancaroba) dan banyak melanda daerah dataran rendah atau kawasan terbuka.

  4. Kekeringan
    Terjadi saat musim kemarau panjang, terutama di wilayah Nusa Tenggara dan beberapa daerah di Jawa Timur serta Sulawesi Selatan. Dampaknya meliputi krisis air bersih dan gangguan produksi pertanian.

  5. Gelombang Tinggi dan Cuaca Ekstrem Laut
    Terjadi di wilayah pesisir dan perairan Indonesia akibat gangguan atmosfer seperti badai tropis. Membahayakan aktivitas pelayaran dan nelayan.


Upaya Pencegahan dan Mitigasi

Untuk mengurangi risiko dan dampak dari bencana hidrometeorologi, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat, antara lain:

  1. Pemetaan Daerah Rawan Bencana
    Pemerintah melalui BNPB dan BPBD daerah secara rutin melakukan pemetaan daerah rawan banjir, longsor, dan kekeringan untuk perencanaan mitigasi.

  2. Pembangunan Infrastruktur Mitigasi
    Seperti embung, tanggul, sistem drainase yang baik, dan sumur resapan untuk mengurangi genangan dan risiko banjir.

  3. Penghijauan dan Rehabilitasi Lahan
    Penanaman pohon, vetiver, dan vegetasi penahan tanah di lereng-lereng kritis menjadi bagian penting untuk mencegah longsor dan meningkatkan daya serap tanah.

  4. Peringatan Dini dan Edukasi
    BMKG secara aktif menyampaikan informasi cuaca ekstrem dan potensi bencana. Masyarakat juga dilibatkan dalam edukasi kesiapsiagaan melalui sekolah, media, dan pelatihan komunitas.

  5. Penguatan Kelembagaan dan Koordinasi
    BPBD di berbagai daerah terus meningkatkan kapasitas personel dan kerja sama lintas sektor untuk mempercepat respon saat terjadi bencana.


Peran Masyarakat

Masyarakat juga memiliki peran penting dalam pencegahan bencana hidrometeorologi, seperti menjaga lingkungan, tidak membuang sampah di sungai, tidak menebang pohon sembarangan, serta selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG dan BNPB.