Temanggung – Dalam rangka memperkuat upaya pengurangan risiko bencana berbasis ekosistem, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung mendorong pelestarian dan penanaman pohon beringin (Ficus benjamina) di kawasan rawan bencana, terutama di wilayah lereng perbukitan dan sumber mata air.
Pohon beringin dikenal memiliki sistem perakaran yang kuat dan luas, sehingga efektif dalam menjaga kestabilan tanah dan mencegah terjadinya longsor maupun erosi. Selain itu, pohon beringin juga memiliki kemampuan menyerap dan menyimpan air, yang sangat berguna dalam menjaga ketersediaan air tanah serta mengurangi risiko kekeringan.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung menyampaikan bahwa pohon beringin bukan sekadar pohon pelindung secara spiritual dan budaya, namun juga berfungsi nyata dalam menjaga keseimbangan lingkungan.
“Beringin bukan hanya simbol perindungan, tapi secara ilmiah terbukti mampu memperkuat struktur tanah dan mempertahankan kelembaban lingkungan. Oleh karena itu, pohon ini sangat cocok ditanam di daerah rawan longsor atau di sekitar sumber mata air,” ujarnya.
Sebagai bagian dari upaya mitigasi berbasis vegetatif, penanaman pohon beringin dilakukan secara kolaboratif antara BPBD, pemerintah desa, relawan, komunitas lingkungan, serta masyarakat setempat. Program ini juga disertai edukasi kepada warga tentang pentingnya menjaga pohon-pohon besar sebagai bagian dari sistem penyangga bencana alam.
Selain sebagai penahan longsor, pohon beringin juga menciptakan mikroklimat yang sejuk dan memperkuat daya dukung lingkungan hidup di sekitar kawasan rawan bencana. Upaya ini menjadi langkah jangka panjang dalam membangun ketangguhan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian alam.
BPBD berharap, dengan semakin banyaknya pohon beringin yang ditanam dan dirawat, maka risiko bencana dapat ditekan dan ekosistem lokal dapat lebih terlindungi secara berkelanjutan.