Detail Berita

 

 

Temanggung – Tebing di sisi utara Sungai Galeh, Desa Caturanom, Kecamatan Parakan, mengalami longsor berulang kali sejak awal 2024 dan terus mengancam jalan nasional Parakan–Wonosobo.

 

Longsor pertama terjadi pada 6 Februari 2024 pukul 15.30 WIB dengan kerusakan lahan pertanian sepanjang 20 meter, lebar 3 meter, dan tinggi tebing sekitar 15 meter. Titik lokasi hanya berjarak 3–4 meter dari jalan raya provinsi. Perangkat desa segera melaporkan kejadian ini ke BPBD Temanggung yang kemudian melakukan assessment lapangan.

 

Laporan ke Balai Besar Wilayah Sungai Progo Opak Serayu (BBWS POS) pada 19 Februari 2024, namun penanganan permanen terkendala besarnya biaya sehingga belum dapat dipastikan waktunya.

 

Pada 23 Januari 2025, longsor kedua kembali terjadi di titik yang sama, kali ini dengan kerusakan lahan pertanian sepanjang 30 meter dan jarak ancaman terhadap jalan nasional hanya 3–4 meter. Penanganan darurat dilakukan melalui pemasangan sandbag berisi pasir dan penutupan tanah longsor dengan terpal untuk mengurangi resapan air.

 

Situasi memburuk pada 16 Februari 2025 ketika longsor semakin mendekati badan jalan hingga hanya berjarak 3 meter. Setelah serangkaian kunjungan lapangan dan rapat koordinasi lintas instansi, disepakati penanganan darurat berupa pemasangan steel sheetpile dan talud bronjong. Penanganan permanen direncanakan pada 2026, menunggu ketersediaan anggaran.

 

Pekerjaan darurat dilaksanakan oleh BBWS POS yang berlangsung April hingga Juni 2025 selesai pada 25 Juni 2025. kemiringan tebing masih sesuai kondisi eksisting, dikarenakan fokus utamanya adalah memperbaiki jalur arus sungai agar tidak menghantam tebing. Meskipun area sudah relatif aman, namun perlu diwaspadai ketika  terjadi hujan lebat.